Faktor-faktor yang memengaruhi postur tubuh dan pengaturan posisi


Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

1 Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ atau bagian tubuh yang menagalami kelelahan atau kelemahan sehingga memengaruhi pembentukan postur tubuh. Hal ini dapat dijumpai pada orang sakit yang banyak mengalami ketidakseimbangan dalam pergerakan.
2. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan organ otot,tendodo,ligamen,dan persendian. Apabila status nutrisi kurang,kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga memengaruhi proses keseimbangan.
3. Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal ini dapat memengaruhi proses koordinasi pada otot,ligamen,persendian,dan tulang. 
4. Gaya hidup. Prilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya, menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat, misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
5. Prilaku dan nilai. Adanya perubahan prilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh. Sebagai contoh, prilaku dalam membuang sampah disembarang tempat dapat memenagruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.


PENGATURAN POSISI

Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukam pasien
c. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi untuk fowler (90°) dan semifowler (30-45°).
d. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat (supositoria) melalui anus.

Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring. Kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi badan setengah telungkup, maka lutut kaki kiri diluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan ke dada. Tangan kiri dibelakang punggung dan tangan kanan didepan kepala.
c. Bila pasien miring ke kanan, posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dan di arahkan ke dada. Tanagan kanan di belakang punggung dan tanagn kiri di depan kepala.

Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. 

Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan. 
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang. Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur 
        pasien, serta berikan bantal dibawah lipatan lutut.
c. Pada bagian kaki tempat tidur, berikan balok penopang atau atur tempat tidur secara khusus 
        dengan meninggikan bagian kaki pasien.

Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) i atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.

Cara pelaksaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka.
c. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
d. Pasang selimut.

Posisi Litotomi
Posisi litotomi adalah posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetelia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut.
c. Tungkai bawah membentuk sudut 90° terhadap paha.
d. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi litotomi.
e. Pasang selimut.

Posisi genu pektoral
Posisi genupektoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan siknoid.

Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada 
        menempel pada kasur tempat tidur.
c. Pasang selimut pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, AAA ( 2005 ), Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia,Jakarta,EGC.
Uliyah Musrifatul ( 2008 ), Keterampilan Dasar Praktikum Klinik Untuk Kebidanan,Surabaya,Salemba Medika.




Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »