Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami mentruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apa bila kehamilan ini direncanakan, akan memberikan rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Sarwono, 2008).
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air pmani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Surinah, 2008)
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi). Tiap spermatozoon terdiri dari 3 bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan menggandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dangan ekor. Dengan getaran ekor spermatozoon dapat bergerak cepat
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium bersal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Setalah janin dilahirkan, jumlah spermatogenium tersebut dibawah pengaruh hingga masa puberitas tiba. Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosis pertama. Spermatosit pertama ini menbelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermasid masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas sebagai berikut :
1. Ovulasi
Proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba. Bila ovum gagal bertemu sperma dalam 48 jam ovum akan mati dan hancur, selama masa subur seorang wanita yang berusia 25-35 tahun hanya akan menghasilkan 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi; proses pematangan telur dipengaruhi oleh hormon pada setiap bulannya indung telur wanita menelepaskan satu atau dua telur matang yang disebut ovum sekita 14 hari sebelum haid akan terjadi pelepasan dari indung telur. Proses ini dinamakan ovulasi. Telur inilah siap untuk dibuahi oleh sebuah sperma.proses besatunya inti ovum dan inti sperma maka terjadi konsepsi. Yang merupakan awal dari terjadinya kehamilan. Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi maka harus mengenal tiga masa utama dalam siklus menstruasi yaitu sebagai berikut:
a. Post Menstruasi, Masa Haid selama dua sampai delapan hari. Setelah 2/3 bagian kompakta dan stratum spongiosa mengalami deskuamasi dalam bentuk perdarahan menstruasi. Pada waktu itu indometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormone-hormon ovarium paling rendah ( minimum);
b. Masa Poliferasi sampai hari keempat belas. a). Terjadi kelanjutan hyperplasia endometrium, karena rangsangan oleh estradisol 17 beta, estrogen dan derivatnya b) stroa endemetrium makin longgar c) kelenjar lebih lebar, lebih meningggi, susunan pseodosel bertatah karena terjasdi dumping tindih sel d) pembuluh darah : A spiralis berkelok-kelok, karena relative lebih panjang daripada endometrium e) pembentukan pembuluh darah kapiler menjulur sampai kepermukaan endometrium sebagai persiapan untuk memberikan nutrisi saat terjadi sentuhan pertama blastokissebagai titik awal implantasi. Hal ini berlangusng sampai hari ke 14 dan berakhir dengan terjadinya ovulasi;
c. Masa Sekresi yang mana pada masa ini korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone dimana progesterone ini mempengaruhi kelenjar endometrium untuk bersekresi dan menghaasilkan getah yang mengandung glikogen serta lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial sehingga memudahkan adanya nidasi.
d. Penurunan sekresi Estrogen dan Progesteron
Estrogen
1) Meningkatkan pengembangan dan pemeliharaan struktur reproduksi wanita (terutama lapisan endometrium rahim)
2) Membantu dalam mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
3) Menyiapkan folikel untuk melepaskan telur.
Progesteron:
Disekresikan pada saat ovulasi, membantu untuk mempersiapkan endometrium (lapisan rahim) untuk implantasi telur, mempersiapkan galnds susu untuk produksi susu. Terutama berkaitan dengan prokreasi dan kelangsungan hidup janin.
Merangsang Hormon FSH folikel: Merangsang folikel (folikel adalah sebuah struktur berbentuk balon yang diisi dengan cairan dan mengandung telur, folikel ditemukan dalam ovarium) untuk mematangkan beberapa telur. Pada saat yang sama rilis estrogen ovarium.
2. Konsepsi Dan Kapasitasi
Konsep kapasitasi ditemukan sekitar tahun 1951. Pertemuan inti ovum dengan spermatozoa sehingga terbentuk zigot. Proses yang kompleks yang berasal dari sel primitif tubulus. Spermatozoa dipengaruhi oleh mata rantai hormonal yang kompleks, dimulai dari panca indera, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisiallydig, sehingga terbentuk spermatogonium yang mengalami proses mitosis. Tiga mililiter sperma yang dikeluarkan setelah berhubungan seksakan mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap mililiternya, spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama 3 hari, bila ovulasi terjadi selama masa tersebut maka akan terjadi konsepsi.
Disaat sel telur dilepaskan dari folikelnya lalu bergulir dan mencapai sepertiga dari bagian tuaba falopi, temapat sel dibuahi. Disebut zigot, membelah diri berulang kali dan akhirnya merus membentuk segumpalan sel dikelal sebagai morula. Sel – sel ini terus membelah diri dan bola berongga yang terdirai dari 100 sel, disebut blastocyst dan blastocyt menempelkan dirinnya pada rahim. (Stoppard, 2008. Hal 32)
3. Nidasi (Implantasi) Pada Uterus
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Zigot ini telah mampu membelah diri, segera setalah pembelahan terjadi maka pembelahan selanjutnya berjalan lancar. Bersamaan dengan pembelahan hasil konsepsi berjalan menuju uterus, proses ini disebut stadia morula. Didalam morula terdapat ruangan yang berisi cairan disebut blastula. blasula siap mengadakan nidasi di desidua.tertanamnya blastula di endometrium mungkin terjadi perdarahan yang disebut hartman. (Ratna Hidayati, 2009). Persiapan implantasi yang sangat kompleks secara singkat dijabarkan sebagai beriukut :
a. Hari ke 3 atau 4 setelah ovulasi, morula dengan 8 selnya telah masuk
kedalam kavum uteri;
b. Tumbuh kembang berlanjut sehingga terbentuk “blastokista” dengan mengisap cairan dan terbentuk sel eksaselom. Dengan demikian terjadi pemisah sel morula. Sudah terdapat inner cell mass sebagai calon embrio dan trofektoderm sebagai calon sel trofoblas. Trofektoderm dapat menghilangkan zona pelusida sehingga mulai terbentuk sel trofoblas. Telah mampu mengeluarkan human genadotropin hormone sehingga korpus luteum dapat bertahan sejak morula blastula baru mempunyai sel sekitar 8-12 telah dapat mengeluarkan early pregnancy factor (EPF). Fungsi EPF itu sendiri adalah : a) sebagai imonusupresan agar implantasi blasokista diterima,b) merangsang plaselet activity faktor (PAF) sehingga permeabilitas pembuluh darah endometrium semakin tinggi,c) memberikan tanda bahwa persiapan implantasi berlangsung, maka EPF sudah dapat ditentukan 1-2 hari setelah fertilisasi.
Reaksi endometrium menjelang implantasi adalah : (a) tebalnya bertambah 10-14mm, mengandung lebih banyak glukosa dan lipid, (b) implantasi terjadi dianatar hari ke -16 -22 setelah menstruasi, (c) uapaya agar blastokis menempel pada endometrium terjadi proses “pinopocles” yaitu terjadi semacam suatu penyerapan cairan endometrium oleh sel mikrovili endometrium sehingga blastokis tertarik untuk bersentuhan. (Manuaba, 2007)
Proses dari Implantasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
a. Aposisi yaitu sebagai upaya berhadap-hadapan untuk dapat saling melekatkan diri dengan suatu proses tertentu. Proses ini dimuali dari tembusnya zona pelusida oleh sitoplasma dari trofektoderm sebagai cikal bakal dari trofoblas sel. Sementara blastokis telah dapat membagi diri menjadi inner cell mass sebagai calon embrio dan trophectoderm sebagai cikal bakal dari plasenta. Perubahan pada endometrium dijumpai paling sedikit terdapat sitokinin (bahan yang dapat merangsang proses pembelahan sel di antaranya : (a) coloning stimulating factor I (CSF-I) dijumpai juga pada blastokis (b) leukimia inhibitory factor (LIF), (c) interleukin-I (IL-I). kekurangan atau hilangnya faktor tersebut diatas dapat menggagalkan terjadinya implantasi
b. Adhesi, dalam proses perlekatan mengikutsertakan molekul perlekatan diantaranya : integrins dan selektins. pada waktu pembentukan desidualisasi dan permulaan embrional endometrium dipenuhi bahan ekstraseluler terutama laminin dan fibronection yang dapat menjadi perantara dengan sel pelekat.
c. Invasi, implanatsi merupakan proses yang komplek mulai dari kontaknya epitelial endometrium, destruksi jaringan ikat dan sampai inavsi pembuluh darahnya sehingga terbentuk retroplasenter sirkulasi serta tertanamnya hasil konsepsi keseluruhannya.pembentukan plasena terjadi pada minggu kedua setelah ovulasi dan berakhir sekitar minggu ke-16 kehamilan. (Manuaba, 2007)
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami mentruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apa bila kehamilan ini direncanakan, akan memberikan rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Sarwono, 2008).
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air pmani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Surinah, 2008)
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi). Tiap spermatozoon terdiri dari 3 bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan menggandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dangan ekor. Dengan getaran ekor spermatozoon dapat bergerak cepat
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium bersal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Setalah janin dilahirkan, jumlah spermatogenium tersebut dibawah pengaruh hingga masa puberitas tiba. Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosis pertama. Spermatosit pertama ini menbelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermasid masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas sebagai berikut :
1. Ovulasi
Proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba. Bila ovum gagal bertemu sperma dalam 48 jam ovum akan mati dan hancur, selama masa subur seorang wanita yang berusia 25-35 tahun hanya akan menghasilkan 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi; proses pematangan telur dipengaruhi oleh hormon pada setiap bulannya indung telur wanita menelepaskan satu atau dua telur matang yang disebut ovum sekita 14 hari sebelum haid akan terjadi pelepasan dari indung telur. Proses ini dinamakan ovulasi. Telur inilah siap untuk dibuahi oleh sebuah sperma.proses besatunya inti ovum dan inti sperma maka terjadi konsepsi. Yang merupakan awal dari terjadinya kehamilan. Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi maka harus mengenal tiga masa utama dalam siklus menstruasi yaitu sebagai berikut:
a. Post Menstruasi, Masa Haid selama dua sampai delapan hari. Setelah 2/3 bagian kompakta dan stratum spongiosa mengalami deskuamasi dalam bentuk perdarahan menstruasi. Pada waktu itu indometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormone-hormon ovarium paling rendah ( minimum);
b. Masa Poliferasi sampai hari keempat belas. a). Terjadi kelanjutan hyperplasia endometrium, karena rangsangan oleh estradisol 17 beta, estrogen dan derivatnya b) stroa endemetrium makin longgar c) kelenjar lebih lebar, lebih meningggi, susunan pseodosel bertatah karena terjasdi dumping tindih sel d) pembuluh darah : A spiralis berkelok-kelok, karena relative lebih panjang daripada endometrium e) pembentukan pembuluh darah kapiler menjulur sampai kepermukaan endometrium sebagai persiapan untuk memberikan nutrisi saat terjadi sentuhan pertama blastokissebagai titik awal implantasi. Hal ini berlangusng sampai hari ke 14 dan berakhir dengan terjadinya ovulasi;
c. Masa Sekresi yang mana pada masa ini korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone dimana progesterone ini mempengaruhi kelenjar endometrium untuk bersekresi dan menghaasilkan getah yang mengandung glikogen serta lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial sehingga memudahkan adanya nidasi.
d. Penurunan sekresi Estrogen dan Progesteron
Estrogen
1) Meningkatkan pengembangan dan pemeliharaan struktur reproduksi wanita (terutama lapisan endometrium rahim)
2) Membantu dalam mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
3) Menyiapkan folikel untuk melepaskan telur.
Progesteron:
Disekresikan pada saat ovulasi, membantu untuk mempersiapkan endometrium (lapisan rahim) untuk implantasi telur, mempersiapkan galnds susu untuk produksi susu. Terutama berkaitan dengan prokreasi dan kelangsungan hidup janin.
Merangsang Hormon FSH folikel: Merangsang folikel (folikel adalah sebuah struktur berbentuk balon yang diisi dengan cairan dan mengandung telur, folikel ditemukan dalam ovarium) untuk mematangkan beberapa telur. Pada saat yang sama rilis estrogen ovarium.
2. Konsepsi Dan Kapasitasi
Konsep kapasitasi ditemukan sekitar tahun 1951. Pertemuan inti ovum dengan spermatozoa sehingga terbentuk zigot. Proses yang kompleks yang berasal dari sel primitif tubulus. Spermatozoa dipengaruhi oleh mata rantai hormonal yang kompleks, dimulai dari panca indera, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisiallydig, sehingga terbentuk spermatogonium yang mengalami proses mitosis. Tiga mililiter sperma yang dikeluarkan setelah berhubungan seksakan mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap mililiternya, spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama 3 hari, bila ovulasi terjadi selama masa tersebut maka akan terjadi konsepsi.
Disaat sel telur dilepaskan dari folikelnya lalu bergulir dan mencapai sepertiga dari bagian tuaba falopi, temapat sel dibuahi. Disebut zigot, membelah diri berulang kali dan akhirnya merus membentuk segumpalan sel dikelal sebagai morula. Sel – sel ini terus membelah diri dan bola berongga yang terdirai dari 100 sel, disebut blastocyst dan blastocyt menempelkan dirinnya pada rahim. (Stoppard, 2008. Hal 32)
3. Nidasi (Implantasi) Pada Uterus
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Zigot ini telah mampu membelah diri, segera setalah pembelahan terjadi maka pembelahan selanjutnya berjalan lancar. Bersamaan dengan pembelahan hasil konsepsi berjalan menuju uterus, proses ini disebut stadia morula. Didalam morula terdapat ruangan yang berisi cairan disebut blastula. blasula siap mengadakan nidasi di desidua.tertanamnya blastula di endometrium mungkin terjadi perdarahan yang disebut hartman. (Ratna Hidayati, 2009). Persiapan implantasi yang sangat kompleks secara singkat dijabarkan sebagai beriukut :
a. Hari ke 3 atau 4 setelah ovulasi, morula dengan 8 selnya telah masuk
kedalam kavum uteri;
b. Tumbuh kembang berlanjut sehingga terbentuk “blastokista” dengan mengisap cairan dan terbentuk sel eksaselom. Dengan demikian terjadi pemisah sel morula. Sudah terdapat inner cell mass sebagai calon embrio dan trofektoderm sebagai calon sel trofoblas. Trofektoderm dapat menghilangkan zona pelusida sehingga mulai terbentuk sel trofoblas. Telah mampu mengeluarkan human genadotropin hormone sehingga korpus luteum dapat bertahan sejak morula blastula baru mempunyai sel sekitar 8-12 telah dapat mengeluarkan early pregnancy factor (EPF). Fungsi EPF itu sendiri adalah : a) sebagai imonusupresan agar implantasi blasokista diterima,b) merangsang plaselet activity faktor (PAF) sehingga permeabilitas pembuluh darah endometrium semakin tinggi,c) memberikan tanda bahwa persiapan implantasi berlangsung, maka EPF sudah dapat ditentukan 1-2 hari setelah fertilisasi.
Reaksi endometrium menjelang implantasi adalah : (a) tebalnya bertambah 10-14mm, mengandung lebih banyak glukosa dan lipid, (b) implantasi terjadi dianatar hari ke -16 -22 setelah menstruasi, (c) uapaya agar blastokis menempel pada endometrium terjadi proses “pinopocles” yaitu terjadi semacam suatu penyerapan cairan endometrium oleh sel mikrovili endometrium sehingga blastokis tertarik untuk bersentuhan. (Manuaba, 2007)
Proses dari Implantasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
a. Aposisi yaitu sebagai upaya berhadap-hadapan untuk dapat saling melekatkan diri dengan suatu proses tertentu. Proses ini dimuali dari tembusnya zona pelusida oleh sitoplasma dari trofektoderm sebagai cikal bakal dari trofoblas sel. Sementara blastokis telah dapat membagi diri menjadi inner cell mass sebagai calon embrio dan trophectoderm sebagai cikal bakal dari plasenta. Perubahan pada endometrium dijumpai paling sedikit terdapat sitokinin (bahan yang dapat merangsang proses pembelahan sel di antaranya : (a) coloning stimulating factor I (CSF-I) dijumpai juga pada blastokis (b) leukimia inhibitory factor (LIF), (c) interleukin-I (IL-I). kekurangan atau hilangnya faktor tersebut diatas dapat menggagalkan terjadinya implantasi
b. Adhesi, dalam proses perlekatan mengikutsertakan molekul perlekatan diantaranya : integrins dan selektins. pada waktu pembentukan desidualisasi dan permulaan embrional endometrium dipenuhi bahan ekstraseluler terutama laminin dan fibronection yang dapat menjadi perantara dengan sel pelekat.
c. Invasi, implanatsi merupakan proses yang komplek mulai dari kontaknya epitelial endometrium, destruksi jaringan ikat dan sampai inavsi pembuluh darahnya sehingga terbentuk retroplasenter sirkulasi serta tertanamnya hasil konsepsi keseluruhannya.pembentukan plasena terjadi pada minggu kedua setelah ovulasi dan berakhir sekitar minggu ke-16 kehamilan. (Manuaba, 2007)
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami mentruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apa bila kehamilan ini direncanakan, akan memberikan rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Sarwono, 2008).
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air pmani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Surinah, 2008)
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi). Tiap spermatozoon terdiri dari 3 bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan menggandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dangan ekor. Dengan getaran ekor spermatozoon dapat bergerak cepat
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium bersal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Setalah janin dilahirkan, jumlah spermatogenium tersebut dibawah pengaruh hingga masa puberitas tiba. Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosis pertama. Spermatosit pertama ini menbelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermasid masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas sebagai berikut :
1. Ovulasi
Proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba. Bila ovum gagal bertemu sperma dalam 48 jam ovum akan mati dan hancur, selama masa subur seorang wanita yang berusia 25-35 tahun hanya akan menghasilkan 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi; proses pematangan telur dipengaruhi oleh hormon pada setiap bulannya indung telur wanita menelepaskan satu atau dua telur matang yang disebut ovum sekita 14 hari sebelum haid akan terjadi pelepasan dari indung telur. Proses ini dinamakan ovulasi. Telur inilah siap untuk dibuahi oleh sebuah sperma.proses besatunya inti ovum dan inti sperma maka terjadi konsepsi. Yang merupakan awal dari terjadinya kehamilan. Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi maka harus mengenal tiga masa utama dalam siklus menstruasi yaitu sebagai berikut:
a. Post Menstruasi, Masa Haid selama dua sampai delapan hari. Setelah 2/3 bagian kompakta dan stratum spongiosa mengalami deskuamasi dalam bentuk perdarahan menstruasi. Pada waktu itu indometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormone-hormon ovarium paling rendah ( minimum);
b. Masa Poliferasi sampai hari keempat belas. a). Terjadi kelanjutan hyperplasia endometrium, karena rangsangan oleh estradisol 17 beta, estrogen dan derivatnya b) stroa endemetrium makin longgar c) kelenjar lebih lebar, lebih meningggi, susunan pseodosel bertatah karena terjasdi dumping tindih sel d) pembuluh darah : A spiralis berkelok-kelok, karena relative lebih panjang daripada endometrium e) pembentukan pembuluh darah kapiler menjulur sampai kepermukaan endometrium sebagai persiapan untuk memberikan nutrisi saat terjadi sentuhan pertama blastokissebagai titik awal implantasi. Hal ini berlangusng sampai hari ke 14 dan berakhir dengan terjadinya ovulasi;
c. Masa Sekresi yang mana pada masa ini korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone dimana progesterone ini mempengaruhi kelenjar endometrium untuk bersekresi dan menghaasilkan getah yang mengandung glikogen serta lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial sehingga memudahkan adanya nidasi.
d. Penurunan sekresi Estrogen dan Progesteron
Estrogen
1) Meningkatkan pengembangan dan pemeliharaan struktur reproduksi wanita (terutama lapisan endometrium rahim)
2) Membantu dalam mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
3) Menyiapkan folikel untuk melepaskan telur.
Progesteron:
Disekresikan pada saat ovulasi, membantu untuk mempersiapkan endometrium (lapisan rahim) untuk implantasi telur, mempersiapkan galnds susu untuk produksi susu. Terutama berkaitan dengan prokreasi dan kelangsungan hidup janin.
Merangsang Hormon FSH folikel: Merangsang folikel (folikel adalah sebuah struktur berbentuk balon yang diisi dengan cairan dan mengandung telur, folikel ditemukan dalam ovarium) untuk mematangkan beberapa telur. Pada saat yang sama rilis estrogen ovarium.
2. Konsepsi Dan Kapasitasi
Konsep kapasitasi ditemukan sekitar tahun 1951. Pertemuan inti ovum dengan spermatozoa sehingga terbentuk zigot. Proses yang kompleks yang berasal dari sel primitif tubulus. Spermatozoa dipengaruhi oleh mata rantai hormonal yang kompleks, dimulai dari panca indera, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisiallydig, sehingga terbentuk spermatogonium yang mengalami proses mitosis. Tiga mililiter sperma yang dikeluarkan setelah berhubungan seksakan mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap mililiternya, spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama 3 hari, bila ovulasi terjadi selama masa tersebut maka akan terjadi konsepsi.
Disaat sel telur dilepaskan dari folikelnya lalu bergulir dan mencapai sepertiga dari bagian tuaba falopi, temapat sel dibuahi. Disebut zigot, membelah diri berulang kali dan akhirnya merus membentuk segumpalan sel dikelal sebagai morula. Sel – sel ini terus membelah diri dan bola berongga yang terdirai dari 100 sel, disebut blastocyst dan blastocyt menempelkan dirinnya pada rahim. (Stoppard, 2008. Hal 32)
3. Nidasi (Implantasi) Pada Uterus
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Zigot ini telah mampu membelah diri, segera setalah pembelahan terjadi maka pembelahan selanjutnya berjalan lancar. Bersamaan dengan pembelahan hasil konsepsi berjalan menuju uterus, proses ini disebut stadia morula. Didalam morula terdapat ruangan yang berisi cairan disebut blastula. blasula siap mengadakan nidasi di desidua.tertanamnya blastula di endometrium mungkin terjadi perdarahan yang disebut hartman. (Ratna Hidayati, 2009). Persiapan implantasi yang sangat kompleks secara singkat dijabarkan sebagai beriukut :
a. Hari ke 3 atau 4 setelah ovulasi, morula dengan 8 selnya telah masuk
kedalam kavum uteri;
b. Tumbuh kembang berlanjut sehingga terbentuk “blastokista” dengan mengisap cairan dan terbentuk sel eksaselom. Dengan demikian terjadi pemisah sel morula. Sudah terdapat inner cell mass sebagai calon embrio dan trofektoderm sebagai calon sel trofoblas. Trofektoderm dapat menghilangkan zona pelusida sehingga mulai terbentuk sel trofoblas. Telah mampu mengeluarkan human genadotropin hormone sehingga korpus luteum dapat bertahan sejak morula blastula baru mempunyai sel sekitar 8-12 telah dapat mengeluarkan early pregnancy factor (EPF). Fungsi EPF itu sendiri adalah : a) sebagai imonusupresan agar implantasi blasokista diterima,b) merangsang plaselet activity faktor (PAF) sehingga permeabilitas pembuluh darah endometrium semakin tinggi,c) memberikan tanda bahwa persiapan implantasi berlangsung, maka EPF sudah dapat ditentukan 1-2 hari setelah fertilisasi.
Reaksi endometrium menjelang implantasi adalah : (a) tebalnya bertambah 10-14mm, mengandung lebih banyak glukosa dan lipid, (b) implantasi terjadi dianatar hari ke -16 -22 setelah menstruasi, (c) uapaya agar blastokis menempel pada endometrium terjadi proses “pinopocles” yaitu terjadi semacam suatu penyerapan cairan endometrium oleh sel mikrovili endometrium sehingga blastokis tertarik untuk bersentuhan. (Manuaba, 2007)
Proses dari Implantasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
a. Aposisi yaitu sebagai upaya berhadap-hadapan untuk dapat saling melekatkan diri dengan suatu proses tertentu. Proses ini dimuali dari tembusnya zona pelusida oleh sitoplasma dari trofektoderm sebagai cikal bakal dari trofoblas sel. Sementara blastokis telah dapat membagi diri menjadi inner cell mass sebagai calon embrio dan trophectoderm sebagai cikal bakal dari plasenta. Perubahan pada endometrium dijumpai paling sedikit terdapat sitokinin (bahan yang dapat merangsang proses pembelahan sel di antaranya : (a) coloning stimulating factor I (CSF-I) dijumpai juga pada blastokis (b) leukimia inhibitory factor (LIF), (c) interleukin-I (IL-I). kekurangan atau hilangnya faktor tersebut diatas dapat menggagalkan terjadinya implantasi
b. Adhesi, dalam proses perlekatan mengikutsertakan molekul perlekatan diantaranya : integrins dan selektins. pada waktu pembentukan desidualisasi dan permulaan embrional endometrium dipenuhi bahan ekstraseluler terutama laminin dan fibronection yang dapat menjadi perantara dengan sel pelekat.
c. Invasi, implanatsi merupakan proses yang komplek mulai dari kontaknya epitelial endometrium, destruksi jaringan ikat dan sampai inavsi pembuluh darahnya sehingga terbentuk retroplasenter sirkulasi serta tertanamnya hasil konsepsi keseluruhannya.pembentukan plasena terjadi pada minggu kedua setelah ovulasi dan berakhir sekitar minggu ke-16 kehamilan. (Manuaba, 2007)
![]() |
Sumber
Manuhaba,(2007). Pengantar
Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC
Stoppard. (2008). Kehamialn dan Kelahiran Esensi.
Jakarta : Ensiklopedia
Baca Selanjutnya :
Loading Post...
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon