Kulit adalah bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
JENIS LUKA
Berdasakan sifat kejadiannya luka dibagi menjadi dua jenis, yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi ataubedah, sedangkan luka tidak disengaja misalnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja juga dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Luka disebut tertutup jika tidak terjadi robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan. Luka terbuka seperti luka abrasi (yakni luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan luka hautration (luka akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). Di bidang kebidanan, luka yang sering terjadi adalah luka episiotomi, luka bedah seksio caesarea, luka saat proses persalinan.
Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjafi dua, yaitu luka mekanik dan luka nonmekanik. Luka mekanik terdiri atas vulnus scissum,vulnus contusum, vulnus kaceratum, vulnus punctum, vulnus seloferadum, vulnus morcum, dan vulnus abrasio. Sedangkan luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan listrik.
Berikut ini merupakan uraian penjelasan lebih lanjut mengenai luka mekanik:
- Vulnus scissum, luka sayat akibat benda tajam,. Pinggir lukanya terlihat rapi.
- Vulnus contusum, luka memar karna cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul
- Vulnus laceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam
- Vulnus puncture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (di bagian mulut lukanya), tetapi besar dibagian dalam luka
- Vulnus sclopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru
- Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka
- Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
- Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena lukka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel
- Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami kekurangan kadar memoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama.
- Usia,kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang .namun selanjutnya proses penuan dapat nunurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
- Penyakit luka, memengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit, seperti deabetes melitus dan ginjal dapat memperlambat proses l, penyembuhan luka.
- Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan zat giji yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh vitamin Adi perlukan untuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen vitamin B kompleksi sebagai kopa kopaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas, dan mencegah adanya infeksi, serta membentuk kapiler-kapiler darah dan vitamin K yang membantu sintesis protomin dan berfungsi sebagai zat pembekuan darah.
- Kegemukakan, obat-obatan, merokok, dan strsi es, memengaruhi prosses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengonsum obat-obatan, merokok, atau stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama.
Hidayat,
Musrifatul (2008). Keterampilan dasar
Praktek Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Baca Selanjutnya :
Loading Post...
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon