Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik pada Ibu , Bayi ,dan Anak Balita

Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus meliputi pemerisaan kulit, kuku, rambut dan kelenjargetah bening; pemeriksaan kepala dan leher; pemeriksaan dada; pemeriksaan abdomen; dan lain-lain.
Pemeriksaan Kulit, kuku Rambut, dan Kelenjar Getah Bening Pemeriksaan Kulit.
Pemeriksaan kulit ini di lakukan untuk melihat warna, adanya sianosis, icterus, ekzema, pucat, purpura, eriteme,  makula, papula vesikula, pustule, ulkus, turgor kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit, dan edama.

Penilaian warna kulit ini bertujuan  untuk mengetahui adanya pigmentasi dan kondisi normal yang dapat di sebabkan oleh melanin pada kulit.

Warana Kulit Depsiskri
Coklat Menunjukan adanya penyakit Addison atau beberapa tumor hipofisis
Biru Kemerahan. Menunjukan polisitimia.
Merah Alergi dingin, hipertermia, psikologis, alcohol, atau inflamasi lokal.
Biru (sianosis) pada kuku. Sianosis perifer karena kecemasan, kedinganan, atau sentral                                                               disebabkan oleh  Penurunan  kapasitas darah dalam membawa                                                           oksigen kebagian yang meliputi Bibir, mulut, dan badan.

Kuning Ikterus yang menyertai penyakit pada organ hati, hemolisis sel                                                           darah merah,Obstruksi saluran empedu atau infeksi berat yang                                                           dapat lihat padaskera, Membrane  mukosa, dan abenomen . bila                                                         terdapat  pada telapak tangan, dan Kaki, serta muka, maka                                                                 bukan sclera yang mununjukkan adanya akibat Menekan wortel                                                         dan kentang. Pada sklera d an membrane mukosa, maka hal                                                               Itu menunjukan adanya penyakit ginjal kronik . 
Pucat (kurang merah muda pada
orang kulit putih)                         Menunjukan adanya sinkop, demam, syok, dan                                                                                 anemia.Atau warna abu-abu pada kulit hitam.
Kekurangan warna secara umum.         Albinisme


   Cara                  Patologis
Tumor : Massa padat pada menonjol Pembengkakan pada kelenjar parotis yang sangat                                                                               nyeri pada menunjukan  
 Lebih dari nodul,dapat keras         gondong.
 Atau lunak.  

Bentol       : Area edema kulit sementara dan membentuk Tadak teratur.
Vesikel     : Massa berisi cairan , kurangdari 1cm ,dan menonjol.
Bula         : Massa berisi cairan , menonjol,dan lebih besar dari vesikel.
Pustula    : Vestikel berisi eksudat purulens.
Sisik       : Serpih tipis epidermisyang mengeluapas.
Krusta    : Eksudat purulens yang mongering.
Erosi      : Lesi basah akibat epidermis yang mengelupas.
Ulkus     : Kehilangan permukaan kulit yang dalam padat Meluas sampai ke dermisdan jaringan                              subkutan 
Fisura     : Retak lurus dalam pada kulit.
Striae     : Garis-garis tipis ungu atau putih pada Abdomen.
Patekia    : Massa rata, bulat, merahtua, atau keunguan Kuran dari 3 mm 
Ekimisis  : Massadengan ukuran dan bentuk bervariasi , Mula-mula ungu memudar menjadi hijau                           kuning, dan kemudian coklat
  • Pemeriksaan Kuku
Pemeriksaan kuku dilakukan dengan mengadakan inspensi terhap warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tubuh dapat menunjukan peyakit pernapasan krolis atau peyakit jantung. Bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukan adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
  • Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan rambut dilakukun  untuk menilai adanya warna, kelembapan, distribusi, dan karasteristik dari rambut. Dalam keadan Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
normal, rambut menutupi semua bagian tubuh kecuali telapak tangan dan kaki, serta permukaan labiah sebelah dalam. Rambut yang kering, rapuh, dan kekurangan pigmen dapat menunjukan adanya kekurangan gizi. Rambut yang jarang atau tumbuh kurang subur dapat menunjukan adanya mal nutrisi, peyakit hipotiroidisme, efek obat , dal lain-lain.
Pemeriksaan kelenjar getah bening dilakukan dengan cara palpasi pada daerah leher atau inguinal. Pembesaraan denga diameter lebih dari 10 mm menunjukan adanya kemungkinan tidak normal atau indikasi penyakit tertentu.
  • Pemeriksaan Kepalah dan Leher
Periksaan kepalah dan leher melipitih pemeriksaan kepalah secara umum, yaitu pemeriksaan wajah, mata, telinga, hidung, mulut, faring, laring dan leher.
  • Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai lingkar kepala. Lingkar kepala yang lebih besar dari normal disebut Makrosefali, biasanya di temukan pada penyakit hydrocephalus. Sedangkan lingkar kepala kurang dari normal disebut Mikrosefali. Pemeriksaan lain dapat dilakukan pada ubun- ubun atau fontanel. Dlam kedaan normal setiap ubun-ubun berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan menonjol dapat di temukan pada keadaan tekanaan Intrakranial meninggi. Ubun-ubun cekung , dapat ditemukan pada kasus Dehidrasi dan malmutrisi. 
  • Pemeriksaan wajah
Pemeriksaan waja dilakuakan untuk menilai apakah asimetri atau tidak. Waja asimetri dapat disebabkan oleh adanya parelisis fasialis, serta dapat menilai adanya pembengkakan daerah wajah.  
Pemeriksaan Mata
Dilakukan untuk menilai adanya fisus atau ketajaman penglihatan. Pemeriksaan fisus kini dapat dilkukan dengan pemberian rangsaan cahaya ( Khusus Neonatus).
   Pemeriksaan mata yang lain adalah menilai apakah tarhadap palpebral sistris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lain ptosis, lagoftalmos, pseudolagoftamos, dan hordeolum. Ptosis yaitu palpbra udah dapat terbuka. Lagoftalmos yaitu kelopak mata yang tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga kornea tidak dilingdingi oleh kelopak mata. Pseudolagfttamos di tandai dengan kedua belah mata tidak tertutup sempurna. Hordeolum merupakan infeksi lokal pada palpebral.
   Pemeriksaan kenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga dapat di ketahui dengan jumlah produksi air mata. Produksi air mata yang berlebihan di sebut epefator. Selain itu, pemeriksaan konjongtiva dilakukan untuk menilai da atau tidaknya perdarahan subkonjongtiva yang dapat dengan adanya Hiperemia  dan edema konjongtiva palbra.
   Pemeriksaan Sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadan normal berwarna putih. Apabilah ditemukan warna lain, kemungkinan ada indikasi penyakit lain. Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea. Apabila ada radang, kornea akan tampak keruh.
Pemeriksaan popil. Secara normal, kupil berbentuk bulat yang dan simetris itu apabilah diberikan sinar, akan mengecil. Medriasis atau dilatasi kopil menunjukan adanya rangsangan simpatis. Sedangkan miosis menunjukaan keadaan popil yang mengecil. Popl yang berwarna putih menunjukan adanya penyakit katarak. 
Pemeriksaan jerni atau keruhnya lensa untuk dilakukan memeriksa adanya kemungkinan adanya katara. Lensa yang kerut dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan katar.
Selanjutnya pemeriksaan bola mata. Kondisi bola mata yang menonjol dinamkan eksoftalmos dan bola mata mengecil dinamakan elno tolmos strabismus atau juling merupakan sumbuh biswal yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata selai itu , terdapat nistagmus yang merupakan gerakan bola mata ritmik yang tepat dan horizontal.

  • Pemeriksaan Telinga 
Pemeriksaan telinga dapat di lakukan mulia telinga bagian luar, telinga bagian tenga, dan telinga bagian dalam.
Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulia dengan pemeriksaan  dalam telingan dan liang telinga dengan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang  telinga ini dapat di lakukan dengan bantuan atau otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah membran timpani. Membra timpani yang normal akan berbentuk sedikit cekung dan mengkilat. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat performasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan dapa daerah mastois. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakandengan bantuan garputala untuk mengetahui apakah pasien mehgalamigangguan atau tidak.
  • Pemeriksaan Hidung
  Pemeriksaan hidung bertujuan menilai adanya kelaian bentuk hidung da juga menentukan ada tidaknya epistaksis. Pemeriksaan yadat Pemeriksaan Mulut
adalah pemeriksaan rhinoskopi anterior dan posterior.

Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menilai ada dan tidaknya trismus, halitotis dan labioskisis trismus yaitu kesukaran membuka mulut. Halitotis yaitu dari mulut tidak sedap karna personal hygiene yang kurang. Labioskisis yaitu keadaan bibir yang tidak himetriks. Selanjutnya, di lakukun pemeriksaan pasa gusi untuk menilai edema atau tanda-tanda radang.
Pemeriksaan Lidah bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelaian kongeital atau tidak. Keadan yang dapat ditemukan adalah makroglosia, mikroglosia, dan glosoptosis. Makroglosia yaitu lidah yang terlalu besar. Mikroglosia yaitu lidahnya ter lalu kecil. Sedangkan glosoptosis adalah lidah tertarik kebelakan . Kemudian juga dapat diperiksa ada tidaknya tremor dengan cara menjulurkan lidah.
Pemeriksaan gigi anak. Pertimbuhan gigi susu dimulai pada umur 5 bulan, tetepi kadang-kadang 1 tahun. Pada umur 3 tahun, ke 20 gigi susu akan tumbuh. Kelainan yang dapat ditemukan pada gigi antara lain, adanya karies gigi yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pemeriksaan selanjutnya, yaitu melihat banyaknya pengeluaran saliva. Hipersalivasi pada anak-anak kemungkinan terjadi karena gigi mereka akan tumbuh, atau mungkin juga terjadi karena proses peradangan yang lain.

  • Pemeriksaan Faring
Pemeriksaan ini bertujuan melihat adanya hyperemia, edema, abses baik retrofaringngeal atau  peritonsilar. Edama faring umunya  ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab, serta dapat ditentukan adanya bercak putih abu-abu yang sulit diangkat pada difteri (pseudomembran).

  • Pemeriksaan Laring
Pemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan parnapasan. Apabila ditemukan obstruksi pada laring, maka suara mengalami stridor yang disertai dengan bentuk suara serak. Pemeriksaan laring dilakukan dengan menggunukan alat laringosop, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara dimasukan ke dalam secara perlaha-lahan, dengan lidah ditarik ke luar.   

  • Pemeriksaan leher
pemeriksaan leher ini sangat bertujuan untuk menilai adanya tekanan vena jugularis. Pemeriksan ini dilakukan dengan mengondisikan pasien dalam posisi telantang denga dada dan kepala diangkat setinggi 15-30, kemudian dicek apakah terdapat distensi pada vena jugularis. Selanjutnya, lakukan pemeriksan untuk menilai ada atau tidaknya massa dalam leher 

  • Pemeriksaan dada 
pada pemeriksaan dada, yang perlu di ketahui adalah gais atau batas di dada.dalam pemeriksaan dada, yang perlu di perhatikan bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya deformitas, penonjolan, pembengkakan, atau kelainan yang lain. Daa memiliki beberapa bentuk,di antaranya:
funnel chest, sternum bagian bahwa serta iga masuk kedalam terutama saat inspirasi.hal ini dapat disebabkan hipertropi adenoid yang berat 
pigeon chest atau sering dada burung, bagian sternum menonjol ke arah luar, di mana biasanya di sertai dengan depresi ventrikel pada daerah kostokodral. Kelainan in dapat dilihat pada kasus osteoporosis.
Barres chet, dada berbentuk bulat seperti tong, sternum terdorong ke arah depan dengan iga –iganya horizontal hal ini dapat di ditemukan pada penyakit obstruksi paru-paru,seperti asam, emfisema, dan lain-lain Pemeriksaan pada daerah dada yang lain meliputi pemeriksaan payudara, paru-paru,dan jantung.
  •  Pemeriksaan payudara 
Pemeriksaan payudara pada anak dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan atau kelainan payudara anak sebelum anak mengalami masa pubertas, misanya untuk melihat ada tidaknya ginekomastia potologi atau terjadi galaktore.
Pemeriksaan paru- paru 
Pemeriksaan paru-paru terdiri atas beberapa langkah 
1. Inspeksi, untuk melihat apakah terdapat kelainan potologis atau hanya fisilogis dengan melihat               pengembangan paru-paru saat bernapas.
2. Palpasi untuk menilai :
  • Simetri atau asimetri dada, yang dapat diperoleh dari adanya benjolan adnormal, pembesaran kelenjar limfe pada aksila, dan lain-lain. 
  • Adanya flemitus suara, merupakan getaran pada daerah toraks saat anak bicara atau menangis yang sama dalam  kedua sisi toraks. Apabila suaranya meninggi, maka terjadi konsolidasi seperti dapa pneumonia. Apabila menurun, maka terjadi obstruksi, atelaktaksis, plueritas, efusi pleura, dan tumor pada paru-paru. Caranya dengan meletakkan telapak tangan kanan dan kiri paa daerah dada atau punggung { gambar 11.13}
  • Adanya krepitas subkutis, yaitu udarah pada daerah bawah jaringan kulit,adanya krepitas ini adanya krepitas subkutis ini dapat terjadi secara  spontan, setelah trauma atau tindakan trakeostomi,dan lain-lain
3. Perkusi, dapat di lakukan dengan cara langsung atau tidak langsung.cara ini langsung dpat di                 lakukan dengan mengetukkan unjung jari atau jari  telunjung langsung ke dinding dada dan                     mengetuknya dengan jari tangan lainnya yang mulai dari atas atas ke bawah atau dari kanan ke kiri          dengan membadingkannya. Hasil penilaian dari  pemeriksaan ini adalah: 
  • Sonor merupakan suara paru-paru yannormal 
  • Reduk atau pekak merupakan suara perkusi yang berkurang normalnya pada daerah skapula, diafragma, hati, dan jantung. Suara pekak atau redup ini biasanya terdapat konsolidasi jaringan paru-paru seperti pada atelektaksis, pneomania lobaris, dan lain-lain pekak pada daerah hati ini dapat setinggi igakeenam pada garis aksilaris media kanan yang menunjukan adanya gerakan pernapasan, yakni menurut pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi.adnak dengan keadaan ini akan mengalami kesulitan, khususnya di bawah dua tahun 
  • Hipersonor atau timpani yang terjadi apabila udara dalam paru-paru atau pleura beretambah, sepeti pada empisema paru-paru atau pneumotoraks.
4.  Auskultasi, untuk menilai suara napas dan suara napas tambahan,yang di lakukan di seluruh dada          dan punggung. Bandingkan suara napas dari kanan ke kiri, kemudian dari bagian atas ke bawah,            dan tekanan daerah stetoskop yang kuat. Khusus pada bayi, suara napasnya akan lebih keras                 karena dinding dadanya masih tipis.
  • Suara dasar napas
    Suara dasar napas merupakan suara napas biasa, yang  meliputi suara napas vesikuler,                          brongkhial, amforik cog wheel breath sound,metarmophosingb breath sound.
  1. Suara napas vesikuler merupakan suara napas normal.udara masuk dan keluar meelalui jalan napas dengan suara inspirasi lebih keras dan panjang dari pada suara ekspirasi.apabila suara vesikuler ini melemah , maka terjadi penyempitan pada daerah bronchus atau keadaan ventilasi yang kurang seperti pada peneumonia , atelektaksis , edema paru-paru , etusi pleura , emfisema , dan pneumotoraks. Veskuler mengeras apabila konsilidasi bertambah, seperti pneumonia , adanya tumor , dan lain-lain. Khusus pada asma , suara veskuker pada ekspirasi lebih panjang di bandingkan dengan inspirasi.
  2. Suara napas bronchial merupakan suara naps yang inspirasinya keras , disusul dengan  ekspirasi yang juga keras. Suara ini normal terdengar pada daerah bronchus besar kana dan kiri , didaerah parasternal atas di dada depan , dan didaerah interskapular dibelakang. Akan tetapi, kemungkinan terjadi konsolidasi paru-paru apabila terjadi pada daerah lain.
  3. Suara napas amforik merupakan suara yang menyerupai bunyi tiupan di atas mulut botol kosong 
  4. Cogwheel breath sound merupakan suara napas yang terdengar secara terputus-putus,tidak terus-menerus pada saat inspirasi maupun saat ekspirasi.Hal ini dapat menunjukan adanya kelainan pada brongkus kecil 
  5. Metamorphosing breath sound merupakan suara napas dengan awalan halus kemudian mengeras, namun  dapat pula di mulai dari suara vesikuler, kemudian menjadi brongkhial.
suara napas
             
Bunyi                                                     karakteristik                                               lokasi

Vesikuler                                        inspirasi > ekspirasi                              normal seluruh lapangan
                                                                                                                      Paru-paru 
                                                                                                                       Abnorma l:tidak                                                                                                                              ada
Bronkovesikuler                             inspirasi = ekspirasi                            normal:ruang interkostal
                                                                                                               Satu atau dua
                                                                                                         Abnormal :perifer paru-paru
Brongkotubular                               inspirasi< ekspirasi                        normal: di atas trakhea
                                                                                                           Abnormal: diare paru-paru
  • Suara napas tambahan
Merupakan suara napas yang dapat di dengar melalui bantun auskultasi yang meliputi ronkhi basa/kering wheezing, suara krepitasi, bunyi gesekan pleura{pleural friction rub} 
1.Ronkhi basah {rales} merupakan suara napas seperti pibrasi terputus-putus dan tidak terus menerus. Hal ini terjadi akibat getaran pada cairan dalam jalan napas yang di lalui oleh udara.ronkhi kering {rhonchi} merupakan suara terus menerus yang terjadi karena udara melalui jalan napas yang mengempit akibat proses penyempitan jalan napas atau adanya jalan napas yang obstruksidan lebih terdengar pada saat ekspirasi dari pada saat inspirasi.
2.Weezing merupakan suara napas yang termaksud dalam ronkhi kering, akan tetapi terdengar secara musikal  atau sonor apabila di bandingkan dengan ronkhi kering, lebih terdengar pada saat ekspirasi 
3.Krepitasi merupakan suara napas yang terdenger akibat membukanya aivioli suara krepitasi terdengar normal pada daerah belakang bawah dan smping pada saat inspirasi yang dalam, sedangkan patologis terdapat pada pneumonia lobaris
4.Gesekan pleura {pleural friction rub} merupakan suara akibat gesekan pleura yang terdengar kasar seolah-olah dekat dengan telingan memeriksa terjadi pada inspirasi maupun ekspirasi, namun terdengar lebih jelas pada akhir inspirasi.


suara napas tambahan
  Bunyi                                               karakteristik                                                    penyebab 
           Rales
a.   Halus                                  intermiten,nada tinggi,                                      pneumonia,gagal jantung
                                            Bunyi gemesir halus                                           kongestif 
                                            Terdengar di akhir
                                            Inspirasi menunjukan
                                            Adanya cairan di alveoli. 
b.      Sedang                                interniten, basa keras                                     edema paru-paru
                                           nada sedang,terdegar
                                           diawal  atau tengah inspirasi,
                                           hilang dengan batuk,menunjukan
                                           cairan dalam bronkhiolus dan
                                            bronchus

c.       Kasar                                   keras,bergelembung                                         pneumonia dengan
                                            Nada rendah, terdengar                                   Gejala paru-paru yang
                         Pada ekspirasi,hilang dengan                         Meredah,bronchitis         
                                                 Batuk,menunjukan adanya cairan
                                                Dalam bronkhiolus dan  bronchus                                                                                                                                                                                                                    

    Bunyi                                              karakteristik                                         penyeab                                                           
                                                                           
Ronki
a.       Sonor                                        kontinu, mendengar                                    bronchitis
                                                 Nada,rendah terdengar
                                                 Di seluruh siklus pernapasan
                                                 Hilang dengan batuk,menunjukan
                                                 Keterlibatan bronchus besar
                                                 Dan trachea.
b.      Sibilan(bunyi                               kontinu,musical,nada asam                         asam
                                                 Tinggi, terdengar di tengah hingga
                                                  akhir Ekspirasi,memunjukan
                                                  edema dan obstruksi jalan
                                                   napas yang lebih kecil   
                                                   mungkin terdengar
                                                   dengan  stetoskop

c.       Inspirasi                                 sonor,musical                                      obstruksi tinggi
                                              Terdengar pada inspirasi

d.      Ekspirasi                          bunyi bersiul, bunyi                                     obstruksi,rendah
                                       Seperti menggosok
                                        Keras,nada tinggi
                                         Terdengar selama
                                           Ekspirasi
            e.  Pleural friction rub               Seperti memarat                                 permukaan pleura
                                                         Menggosok keras,nada                         yang meradang
                                                        Tinggi mungkin terdengar
                                                       Selama inspirasi  atau ekspirasi.                                 



 Sumber

Azis Alimul Hidayah (2008), Ketrampilan Dasar  Praktik Klinik, Musrifatul Uliyah.






Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »