Pemeriksaan Neurologis

 Pemeriksaan neurologi pada anak dilakukan sebagai berikut

  1. Infeksi,yaitu pemeriksaan terhadap adanya kelainan pada neurologis seperti kejang,tremor  atau gemetaran(gerakan halus yang konstan),twitching (gerakan spasmodic yang berlangsung singkat seperti otot lelah , nyeri setempat) , korea (gerakan infolunter kasar,tanpa tujuan,cepat,tersentak-sentak,dan tak terkoordinasi ),parese  (kelumpuhan otot tidak sempurna ), paralisis (kelumpuhan otot yang sempurna),diplegia (kelumpuhan pada dua anggota gerak),para plegia(kelumpuhan pada anggota gerak  bawah ),tetraplegia atau parese (kelumpuhan kepada keempat anggota gerak ), hemiparese atau plegi (kelumpuhan pada sisi tubuh atau anggota gerak yang dibatasi garis tengah didaerah tulang belakang).
  2. Pemeriksaan reflex,diantara nya :
  • Reflex superfisial,dilakukan dengan menggores kulit abdomen dengan empat goresan yang membentuk segi empat di bawah xiforoid (diatas simpisis)
  • Reflex tendon dalam dilakukan dengan mengetuk menggunakan hammer  pada tendon bisep,patella ,dan Achilles. Penilaian pada bisep (terjadi fleksi sendi siku),dan pada Achilles (terjadi fleksi pelontar kaki).apabila hiperfleks , berarti ada kelainan pada upper motor neuron. Sedangkan hiperfleks apabila terjadi kelainan pada lower motor neuron.
  • Refleks patologis , untuk menilai adanya refleks Babinski dengan menggores permukaan plantar kaki dengan alat sedikit runcing , hasilnya positif apabila terjadi reaksi ekstensi ibu jari .

 3. Pemeriksaan tanda meningeal,antara lain kaku kuduk dilakukan dengan cara pasien diatur dalam            posisi telentang , kemudian leher di tekuk. Apabila dagu tertahan dan tidak menempel atau mengenai      bagian dada,maka terajdi kaku kuduk (positif). Pemeriksaan tanda meningeal juga dapat di lakukan         dengan cara :


  • Brudzinski I merupakan suatu cara diaman pasien diatur dalam posisi telentang,letakkan satu tangan di bawah kepala pasien yang telentang,kemudian kepala di fleksikan ke dada , adanya rangsangan meningeal apabila kedua tungkai bawah akan (terangkat) fleksi pada sendi panggul dan lutut.
  • Brudzinski II merupakan cara dimana pasien diatur telentang. Fleksi kan secara pasif tungkai atas pada sendi panggul,ikuti fleksi lainnya , sehingga apabila sendi lutut lainnya dalam keadaan ekstensi, maka terdapat  tanda meningeal.tanda kering dilakukan dengan mengatur posisi dalam keadaan telentang,fleksikan tungkai atas tegak lurus,kemudian luruskan tungkai bawah pada sendi lutut.dalam keadaan normal,tungkai bawah dapat membentuk sudut 135˚terhadap tungkai atas.
  • Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot dapat dilakukan dengan menilai bagian ekstremitas , memberi tahanan ,dan mengangkat atau menggerakan bagian otot.penilaian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

nilai kekuatan (tonus) otot
Nilai kekuatan (tonus) otot
Keterangan
0  (0%)
Paralisis tidak ada kontraksi otot sama sekali.
1 (10%)
Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan anggota gerak sama sekali.
2 (25%)
Dapat menggerakan anggota gerak tetapi tidak kuat menahan berat dan tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan.
3 (50%)
Dapat menggerakkan anggota gerak untuk menahan berat,tetapi dapat menggerakan anggota badan untuk melawan tekanan pemeriksa.
4 (75%)
Dapat menggerakan sendi dengan aktif untuk menahan berat dan melawan.
5 (100%)
Normal.
Hidayat, Musrifatul (2008). Keterampilan dasar Praktek Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta

Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »