Ambulasi Dan Mobilitas

Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

Membantu Pasien Duduk Di Tempat Tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien. Perhatikan tindakan persiapan yang harus dilakukan sebelum membantu pasien mengambil posisi duduk.
Tujuan

Memenuhi kebutuhan mobilitas
Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
Mempertahankan kenyamana

Cara pelaksanaan:

   1. Lakukan persiapan
   2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
   3. Tempatkan pasien pada posisi telentang
   4. Singkirkan bantal dari tempat tidur
   5. Perawat mengahadap ketempat tidur
   6. Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih mendekat ketempat tidur dibanding dengan kaki yang lain
   7. Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong kepala dan tulang belakang
   8. Tempatkan tangan yang lain dipermukaan tempat tidur
   9. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
  10. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang ditempat kan di permukaan tempat tidur
  11. Turunkan tempat tidur
  12. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi, tekanan.
  13. Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan,kondisi kulit,gerakan sendi,kemampuan pasien membantu bergerak dan kenyamanan pasien
  14. Cuci tangan

Jenis-jenis mobilitas

a. Mobilitas penuh

Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi sarf motoris volunter dan sensoris untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

b. Mobilitas sebagian

Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada area tubuh nya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motoris dan sensoris. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal,seperti adanya dislokasi sendi dan tulang.
Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang irreversibel. Contohnya terjadi nya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf motoris dan sensoris.

Faktot-faktor yang memengaruhi mobilitas
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang, karena gaya hidup berdampak pada prilaku atau kebiasaan sehari-hari.
Proses penyakit atau injury. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femor akan menghalangi keterbatasan pergerakan pada ekstremitas bagian bawah.
Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan sebagai contoh, orang yang memiliki buadaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
Tingkat energi seseorang. Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
Usia dan status perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

Tindakan Yang Berhubungan Dengan Ambulasi Dan Mobilitas
1. Latihan Ambulasi
   a. Duduk ditempat diatas tempat tidur
Cara pelaksaan:

Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya, dengan telapak tangan menghadap kebawah.
Berdirilah disamping tempat tidur, kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal.

   b. Turun dan berdiri
Cara pelaksanaan :

Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur kursi roda dalam posisi terkunci
Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang
Fleksikan lutut dan pinggang anda
Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangan nya di bahu anda dan letakkan kedua tangan anda disamping kanan kiri pinggang pasien
Ketika pasien melangkah kelantai,tahan lutut anda pada lutut pasien
Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman

   c. Membantu berjalan
Cara pelaksanaan:

Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan anda
Berdiri disamping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
Bantu pasien untuk jalan

2. Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien
Tindakan ini dilakukan dengan memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke branchard
Cara pelaksanaan:

Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur branchard dalam posisi terkunci
Bantu pasien dengan 2-3 orang
Berdiri menghadap pasien
Silangkan tangan pasien di depan dada
Tekuk lutut anda,kemudian masukkan tangan kebawah tubuh pasien
Orang pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,orang kedua meletakkan tangan dibawah pingggang dan panggul pasien dan orang ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki
Angkat bersama-sama dan pindahkan branchard
Atur posisi pasien di branchard

Sumber
Hidayat, AAA ( 2005 ), Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia,Jakarta,EGC.
Uliyah Musrifatul ( 2008 ), Keterampilan Dasar Praktikum Klinik Untuk Kebidanan,Surabaya,Salemba Medika.



Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »