Konsep Dasar Penyulit Kala Ii Bayi Kembar Siam

1)  Sejarah Di Temukan  kembar siam
     Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal  chang dan eng bunker (1811-1874) yang lahir disiam (sekarang Thailand ). Khusu kembar siam tertua yang tercatat adalah mary dan eliza chulkhurst dari inggris yang lahir ditahun 1100-an.

    Siam adalah keadaan anak kembar yang kembar organ tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Karena terjadinya pemisahan yang lambat , maka pemisah anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam ( UNPAD 1998 )

     Kembar identik yang disebut juga sebagai  kembar  monozyangotik yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Mempunyai gen yang sama, jenis kelamin yang sama,dan muka yang serupa. Proses terjadinya kembar identik yaitu  karna pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi oleh sebuah sperma yang membentuk  zyangote, kemudian zyangote ini akan membelah  dan berkembang menjadi dua individu. ( Dr.suririnah )

2)  Perbedaan kembar satu dan kembar dua telur
     Kehamilan kembar satu telur : selalu sama jenis kelaminnya rupa nya mirip ( seperti bayangan ); golongan darah sama ; cap tangan dan kaki sama; plasenta 1, Chorion 1, amnion 2,atau plasenta 1,kaki tidak sama; plasenta 2,chorion 2, amnion 2.

3)  Prognosis
    Jika pemelahan zyangote ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan satu plasenta.
Tetapi bila pebelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kemar akan terjadi  join/ menempelkan bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak sempurna  yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi . jadi kembar siam terjadi pada kembar monozyangot.

4)Epidemiologi 
    Khusus kembar siam memang lebih sering ditemkan dinegara-negara berkembang daripada   Negara maju.
Menurut sejumlah kesimpulan medis, satu kasus kembar siam terjadi untuk setiap 200 ribu kelahiran . kebanyakan dari mereka ( 75%) berjenis kelamin perempuan. Jadi, jiak Indonesia berpenduduk 200 juta . ada peluang 1000 kasus kembar siam.

5)  Klasifikasi kembar siam
     1. Kedua tubuh bersatu di bagian dada
     2. Kedua tubuh bersatu dibagian bawah dada
     3. Bersatu dibagian belakang
     4. Dua kepala , satu tubuh dengan dua kaki
     5. Kembar siam anterior yang bersatu dibagian bawah tubuh
     6. Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang  sering kali dibagi
     7. Tubuh bersatu dikepala  dan thorax

6)  Penyulit dalam kehamilan dan persalinan 
     Pada kehamilan kembar hydramnion sering ditemukan hydramnion mengakibatkan tinggi nya kematian  bayi karena hydramnion mengakibatkan partus prematurus. Anemia juga lebih banyak ditemukan pada kehamilan kembar , karena kebutuhan terbagi menjadi dua anak dan ibu; toxsemia gravidarum lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, dibandingkan dengan kehamilan biasanya atau hamil yang tunggal; partus prematurus selalu mengancam kehamilan kembar karena regangan rahim yang berlebihan.

7)  Contoh kasus asuhan pada ibu hamil dengan penyulit akibat janin yang dikandungnya kembar siam
     Data subjektif : Ny D 28 tahun, Tn A 34 tahun, pekerjaan supir angkutan umum . pekerjaan ibu sebagai klining servis di RSJ. Ibu mengatakan hamil 8 bulan 32 minggu dating jam 11.30 WIB dengan keluhan mules terus-menerus sejak pukul 04.00 WIB. Sudah keluar  lendir darah dan belum keluar air-air , gerakan janin masih dirasakan ibu dalam 24 jam terakhir. Perutnya terasa berat ketika dibawa berjalan dan sesak nafas sejak 3 minggu yang lalu, bengkak pada kaki. Tidak punya riwayat asma  (-) mempunyai riwayat kehamilan ganda . makan dan minum terakhir pukul 08.00 WIB, jenis makanan nasi dan sayur  dengan porsi makan sedang akan tetapi pada kehamilan muda ibu jarang mengkonsumsi table FE belum BAB dan BAK , ibu mengatakan cemas dan khawatir  dalam menghadapi  persalinan.

Data objektif : keadaan umum ibu : baik , kesadaran compos mentis , keadaan emosional stabil, tekanan darah 110/60 mmHg , N 80 x/menit, R 20 x/ menit , S 36,5   C. pemeriksaan sistematis tidak di temukan kelainan. Pemeriksaan abdomen : inspeksi perut terlihat lebih besar dari kehamilan biasa,. Palpasi Leopold  1 : TFU 37 cm ( fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan ) FU : teraba 2 bagian bundar, keras, melenting ( kepala ) . Leopold 2 kanan: teraba  1 bagian teraba ada tahanan besar, panjang , keras , seperti papan ( punggung ) kiri : teraba bagian- bagian kecil ( Ekstremitas janin ). Leopold 3 : teraba  1bagian bokong . Leopold 4 convergen . DJJ janin  terdengar 1 (+) 130 x/menit ,TBJ 37 x 155 = 3720 gr, His 3 x/ 10 menit selama 20-30 detik. Pemeriksaan Anogenital, tidak ada odema , tida ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolin ,PD : suhu hangat posisi posterior pembukaan 4 cm penurunan rendah janin teraba ekstremitas janin,ketuban utuh. Pemeriksaan ekstremitas ada odema pada kaki tidak ada varises pemeriksaan penunjang  : Hb  10 gr % pemeriksaan USG Nampak  1 janin 2 kepala.

Assessment : ibu G1 P2 A0 H 32 minggu dengan kelahiran kembar kala 1 fase aktif. Janin hidup ganda intra uterin presentasi ekstremitas janin. Masalah potensial pada ibu : pre eklamsi dan depresi . Rujuk dan kolaborasi dengan dokter SpOG.

* Penatalaksana : 
a)  Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan KU ibu saat ini baik kesadarannya, keadaan emosional ibu terlihat cemas, TD 110/60 mmHg, N 80 x/menit ,R 20 x/menit , S 36,5   C. Ibu telah mengetahui  hasil pemeriksaan karena ibu sudah mengetahui sebelumnya dari hasil USG.

b) Melakukan pemasangan dan pemberian infuse RL dengan 12 tetes /menit sebagai pembantu pemenuhan kebutuhan bagi ibu, ibu telah diinfus.

c)  Memberikan ibu oksigen yaitu dengan cara pemasangan oksigen sebanyak 4  liter melalui hidung dengan menggunakan selang oksigen agar ibu tidak kekurangan oksigen, Pemasangan oksigen telah dilakukan.

d)   Membuat informed concent untuk persetujuan tindakan medis , ibu dan keluarga menyetujuinya.

e)  Memberikan dukungan dan support dan doa kepada ibu agar dapat bertahan dan bersemangat  untuk melakukan Caesar, suami dan keluarga selalu memberikan dukungan , support dan doa untuk keselamatan ibu dan bayi.

f)   Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan penanganan terhadap ibu , pihak instansi kesehatan (RS) telah bersedia menempatkan penanganan segera dengan melakukan operasi Caesar.

g) Melakukan rujukan dengan prinsip BAKSOKU yaitu bidan mendampingi  klien, alat yang dibawah untuk penanganan disepanjang  jalan ,keluarga yang ikut mendampingi , surat rujukan sebagai tanda persetujuan , obat yang diperlukan , kendaraan untuk mengantar ketempat rujukan dan uang , ibu siap untuk dirujuk

h)   Mendokumentasikan hasil pemeriksaan kedalam SOAP pendokumentasian telah dilakukan

 Sumber
Winkjosastro, Hanifah dkk.2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 cetakan 7. Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta
ASUHAN KEBIDANAN IV (Patologi Kebidanan )


Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »