Respons Berduka

Respons individu ketika berduka terhadap kehilangan dapat melalui tahap-tahan sebagai berikut (kubler-rose dalam potter dan perry 1997).
              Tahap kemarahan                                       tahap depresi
 


Tahap pengingkaran           tahap tawar-menawar             tahap penerimaan

1.     Tahap pengingkaran. Reaksi awal individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya dan tidak mengerti, atau mengingkari kenyataan bahw kehilangan benar-benar telah terjadi. Sebagai contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis terminal akan terus menerus mencri informasi tambahan.
Pada tahap ini, reaksi fisik yang terjadi adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu hrus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam waktu beberapa menit atau beberapa tahun.
2.     Tahap kemarahan. Pada tahap ini, individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang menunjukan perilaku agresif, berbicra kasar, menolak pengobatan, dan menuduh petugas kesehatan yang lainya tidak kompeten. Respons fisik yang sering terjadi, antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan lain-lain.
3.     Tahap tawar menawar. Pada tahap ini, terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan. Individu bertindak seolah-olah kehilangan tersebut dapat dicegah dengan mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang-terangan. Individu mungkin berupaya melakukan tawar-menawar.
4.     Tahap depresi. Pada tahap ini, pasien sering menunjukan sikap menarik diri, kadang-kadang sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul rasa keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain, menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun, dan lain-lain.
5.     Tahap penerimaan. Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi rasa kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat kepada objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang kedepan.

Gambaran tentang objek atau individu yang hilang akan mulai dilepaskan secara tertahap. Perhatiannya akan beralih kepada objek yang baru. Apabila individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima kenyataan dengan perasaan damai, maka dia dapt mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi rasa kehilangan secara tuntas. Kegagalan untuk masuk ketahap penerimaan akan memengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi rasa kehilangan selanjutnya.

Sumber
Musrifatul uliyah, A. aziz alimul hidayat (2008, 2006), Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.




Baca Selanjutnya :

Loading Post...

Previous
Next Post »